KEGIATAN II
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Perhatikan gambar di bawah ini!
Klik gambar untuk melihat
Gambar 8. Pencemaran Udara akibat kendaraan
Sumber: http://dishubkomintel.acehprov.go.id/uploads
/Polusi_udara.png
|
Berdasakan gambar di atas, apakah kalian pernah mengalami hal yang sama dengan gambar tersebut? di suatu keramaian dengan kepadatan kendaraan banyak polutan udara akibat asap kendaraan. Tahukah kalian bahwa polutan kendaraan tersebut menghasilkan gas CO2 yang sangat berbahaya. Tahukah kalian bahwa selain CO2 ada gas berbahaya lainnya, contohnya adalah SOx dan NOx, dimanakah sumber gas tersebut berasal?apa yang diakibatkan dengan keberadaan gas tersebut?
Mari kita berdiskusi terlebih dahulu!
Baca dan cermati bacaan di bawah ini!
Hujan di Sumatera dan Kalimantan Bersifat Asam
TEMPO.CO, Bandung
- Pakar cuaca dari ITB Armi Susandi mengatakan, hujan yang turun di
lokasi kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan merupakan hujan asam.
Hujan itu mengandung zat asam tinggi. Dampaknya membuat korosi kendaraan
hingga mencemari kolam air.
Hujan asam itu, kata Armi,
mengandung polusi asap kebakaran hutan. Hujan seperti itu akan
berlangsung selama 1-2 bulan, hingga seluruh polutan di awan dari asap
kebakaran hutan habis dan air hujan kembali bersih.
Adapun menurut dosen Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan ITB Puji Lestari yang meneliti polusi asap dari kebakaran
hutan di Sumatera dan Kalimantan sejak 2010 hingga sekarang, udara kotor
itu banyak mengandung karbon organik yang berbahaya. "Di udara
komposisinya mencapai 80 persen, sisanya karbon jenis lain," ujarnya.
Karbon itu seperti gas karbon dioksida (CO2), nitrous oksida (N2O),
nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO).
Selain itu,
ada unsur lain yang lebih berbahaya karena jumlahnya sangat banyak dan
wujudnya sangat halus, yakni partikulan logam berat, seperti krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel
(Ni).
Kabut asap akibat
kebakaran hutan selama berhari-hari, mulai berkurang meski masih jauh
dari normal. "Hujan yang cukup merata selama tiga hari terakhir
menyebabkan jarak pandang dan kualitas udara membaik di Sumatera dan
Kalimantan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo
Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat 30 Oktober 2015 pagi.
Dia
berharap pertumbuhan awan di wilayah-wilayah yang terpapar asap terus
meningkat. Hingga Kamis sore lalu, satelit mendeteksi satu titik api
atau hostspot di wilayah Kalimantan Selatan. Di Sumatera, masih
terpantau adanya 148 titik api, yakni di Bengkulu, Lampung, Sumatera
Barat, dan terbanyak di Sumatra Selatan sejumlah 109 titik.
Menurut
Armi, asap kebakaran hutan di Indonesia mempercepat pembentukan awan
dan turunnya hujan di Sumatera dan Kalimantan. Asap itu berfungsi
seperti garam pada proses hujan buatan. "Kalau sudah ada uap air dari
Laut Cina Selatan, maka asap akan mempercepat pembentukan awan,"
ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar